Oleh: Kalimat Ilusi
Tak henti-hentinya aku memikirkan perkara ini,
Aku tak mampu membalas setiap ujaran mereka,
Mendebatnya apalagi,
Aku hanya tersenyum,
Seringkali diantara mereka menghinaku,
Menjatuhkan sajak-sajakku,
“Kamu tak pernah pacaran, mana tau tentang cinta!”
ujar salah satu diantara mereka
Tidak sekali, namun sering
Aku kurang paham kadar cinta seperti apa yang mereka
definisikan,
Bukankah Tuhan telah memberikan kesempatan setiap
hamba untuk mencintai ciptaanNya?
Bukankah Tuhan tak membatasi berapa jumlah cinta
itu?
Salahkah jika satu orang mencintai dua orang
sekaligus?
Salahkah jika sesorang hanya mencintai tanpa sebuah
hubungan?
Banyak yang kubingungkan, sungguh!
Mereka lebih mendoktrin pacaran adalah sebuah cinta
yang real,
Mereka kira kami yang tak pernah berpacaran belum
pernah memaknai sebuah cinta,
Apa mereka mengira kita tak punya hati yang
hakikatnya sebagai perasa?
Lantas bagaimana penilaian mereka cinta terhadap
Tuhannya?
Semakin kulanjutkan sajak ini,
Semakin geram pula pemikiranku,
Sangat ingin kubuang jauh doktrin yang mereka ciptakan atas dasar
kesenangan duniawi,
Andai ada tempat pembuangan pemikiran-pemikiran yang tak selaras ini,
Mungkin kita telah menjadi hamba yang harmonis,
Namun aku masih
ingat, aku hidup di negara demokratis,
Dimana setiap orang punya hak berpijak pada pemikirannya.